Selasa, 06 Maret 2012

Langkah-Langkah Menambah Gadget Daftar Blog

Ingin menambah gadget daftar blog di blog anda? Ini dia caranya.. Perhatikan ya langkah-langkahnya!

1. Sign in ke blogger.com
2. Setelah masuk ke Dasbor, pilih Rancangan
3. Di Elemen Laman klik Tambah Gadget
4. Lalu pilih "Daftar Blog"
5. Pilih ketentuan sesuai dengan yang anda inginkan
6. Setelah selesai, klik Tambahkan Ke Daftar
7. Lalu klik Simpan
8. Dan yang terakhir silahkan klik Lihat Blog anda.

Selesai, itu tadi cara menambah gadget daftar blog. Mudah kan? Selamat mencoba :)

Selasa, 21 Februari 2012

Senior High School Time!

Aku mulai menjalani masa smaku pada tahun ajaran 2009/2010. Awalnya aku kecewa banget masuk sman 20 surabaya, tapi lama-kelamaan aku mulai menikmati masa-masa smaku di sman 20 ini. Dan mungkin juga sudah jalan yang disediakan buat aku untuk berprestasi di sekolah ini. Jadi, aku tambah enjoy sekolah di sini.

Di sman 20 ini banyak temen yang aku kenal soalnya banyak alumni dari smpn 19 yang masuk sini. Tahun pertama aku di sekolah ini masuk kelas X-9. Di kelas ini asik banget dan aku juga sudah pada kenal sama temen sekelasku gara-gara banyak temen smpku, jadi cepat membaur deh.

Ini dia wajah-wajah anak kelas X-9



Tahun kedua aku masuk di kelas XI IPA 1, dan ternyata masih dengan penduduk yang sama hahaha.. Cuman kelas kita aja yang gak diacak, jadi aku menjalani tahun kedua smaku sama temen-temenku yang kelas 1 dulu. Kalo ditanya bosen atau enggak ya dikit sih… tapi gak jugaa hahaha anaknya kompak-kompak dan baik-baik semua sih, jadi aku betah-betah aja kalo harus 2 tahun sama mereka hehehe dan gak lupa kita juga menamakan kelas kita loh.. namanya “NATION” yang artinya aku lupa hehe

Selama 2 tahun sekelas terus sama anak-anak yang itu-itu aja, aku juga punya temen deket yang selalu ada buat aku (yek jijik).. Ada ima, diva, sama chusnul :*****

Ini sama ima :*


Ini sama diva :*


Ini sama chusnul, spica, diva. Aku gak punya foto yang berdua sama chusnul. Kapan-kapan kita foto berdua ya chusss :*



Dua tahun di sman 20 udah dijalani bareng NATION, dan akhirnya kita harus berpisah juga huhuhuhu aku sedih banget (opose). Akhirnya waktu liburan kelas 3, kita ngadain liburan bareng ke malang selama 2 hari 1 malam *\(^ω^)/* Seru banget cyiiiiinn...

Ini pas di kebun raya purwodadi


Ini pas di Batu Secret Zoo


Ini pas di BNS



Tahun ketigaku di sman 20, aku masuk kelas XII IPA 4. Ya awalnya biasa aja, tapi lama-kelamaan aku jadi gila gara-gara temenan sama orang gila juga padahal dulu aku anggun tapi efek temenan sama temenku yang sekarang aku jadi ketularan gilanya, aku gak tau harus gimana lagi..

Ini temen-temen yang membawa pengaruh gila dalam kehidupanku




Selain itu, selama aku bersekolah di sman 20 ternyata aku punya kembaran, ada 2 lagi. Banyak banget yang bilang kalo aku mirip mereka. Aku gak nyangka ternyata aku punya kembaran. Namanya Amanda Octaviani sama Tiffany Cornelia Angelin. Aku sayang banget sama twin twin ku :***** soalnya mereka baik banget, pengertian, dan sama-sama cantiknya kayak aku.

Ini aku foto sama Amanda Octaviani :*


Ini aku sama Tiffany Cornelia Angelin :*


Ini foto bareng bertiga :***




Sebenernya twinku ada 2, cuman ada 1 cowok yang ngaku-ngaku jadi twinku. Tapi gak papa sih, kasian dia, lagian dia juga baik + ganteng kok :)) namanya Yosua Kristiadi. Jadi akhirnya kita twins berempat :****

Ini foto bareng berempat :***



Itu tadi ceritaku selama di sman 20 surabaya, sebenernya masih banyak lagi yang mau aku certain, tapi rasanya gak selesai-selesai kalo diceritain semua, jadi cukup ini dulu ya. Sekian.

Sabtu, 28 Januari 2012

Royal Academy of Dance

Balet tidak hanya sekedar menari. Balet juga mempunyai ujian yang khusus diadakan oleh Royal Academy of Dance. Berikut adalah artikel lebih lanjut mengenai Royal Academy of Dance dalam bahasa inggris.



The Royal Academy of Dance (RAD) is an international dance education and training organization, and examination board that specialises in the teaching and technique of Ballet. The RAD was established in London, England in 1920 as the Association of Operatic Dancing of Great Britain, and received its Royal Charter in 1936. HM Queen Elizabeth II is currently the patron of the RAD and Dame Antoinette Sibley has served as President since 1991.
The RAD was created with the objective to improve the standard of ballet training in the UK and, in pursuit of that goal, a new teaching method and dance technique was devised for the Academy by a group of eminent European dancers. The RAD is one of the largest dance organisations in the world with over 13,000 members in 79 countries, including over 7000 who hold Registered Teacher Status. There are currently over 1,000. R.A.D students in full-time or part-time RAD teacher training programmes and each year the examinations syllabi are taught to over 250,000 students.
The RAD's Examinations Board is accredited by Ofqual and is validated by the Council for Dance Education and Training. The RAD also works in partnership with the International Dance Teachers' Association. The RAD consists of both a registered charity and a commercial division known as Royal Academy of Dance Enterprises.

Examinations
The Royal Academy of Dance offers two examination syllabi, which are suitable for both male and female students and form the basis of the RAD's work in the UK and overseas. Each programme consists of a series of progressively more difficult practical examinations.
• Graded Examination Syllabus
• Vocational Graded Examination Syllabus
Grades 1-8 and the first five levels of the Vocational Grades are accredited by the Office of Qualifications and Examinations Regulation (Ofqual) in England, the Department for Children, Education, Lifelong Learning and Skills (DCELLS) in Wales and the Council for the Curriculum, Examinations & Assessment (CCEA) in Northern Ireland. These organisations are the Government approved qualifications regulators for their respective countries. Candidates who successfully pass an RAD examination are awarded credit on the Qualifications and Credit Framework.
In 2009, the RAD launched a new syllabus at Pre-Primary and Primary level in dance. These two new grades replace the existing Pre-Primary and Primary grades in ballet. The Academy is also in the process of piloting a new syllabus for Grades 1, 2 and 3.
Graded Syllabus
The Graded Examination Syllabus consists of Pre-Primary, Primary, and numbered Grades 1-8. Each grade incorporates classical ballet, free movement and character dance.[7] The syllabus is devised to progress in difficulty from one grade to the next and a student studying the grades in sequence would be expected to develop a greater degree of dance technique at each level.
• Classical Ballet is one of the most widespread dance forms in the world. Originating in the Italian royal courts of the Renaissance period, over hundreds of years it has been developed into a highly technical dance form. Ballet is the foundation of the RAD's work and is the most important part of the Graded Syllabi.
• Free Movement is the term applied to movement from dance styles such as natural movement, contemporary and Classical Greek dance. Free movement does not have to include codified dance vocabulary and is usually an improvisation based on the students interpretation of a piece of music or stimulus.
• Character Dance is an integral part of classical ballet repertoire. It is the stylised representation of a traditional folk dance, normally from a European country and uses movements and music which have been adapted for the theatre. The RAD syllabus uses character dances based on Hungarian, Russian and Polish folk dance.
Students who have studied a complete grade from the syllabus will normally take an examination organised by their dance teacher and held at the teachers studio or a suitable venue hired for the occasion. In the examination, the students perform the relevant grade work for an RAD examiner, who assesses the artistic and technical execution of the grade. A successful candidate receives a certificate printed with their name and the grade passed. They also receive a report detailing what marks were awarded and highlighting which aspects of their performance need further improvement. Unsuccessful candidates receive a report and a certificate of participation. The Pre-Primary grade is devised for younger students who are not old enough to enter the Primary examination. There is no examination offered at this level, however students can take part in a Presentation Class.
Presentation Classes were introduced for students who a dance teacher feels may not benefit from, or be suitable for taking the series of examinations. In a Presentation Class, in contrast to an examination, the teacher and a small audience of spectators are present in the room. The students perform for an examiner but are not assessed. They dance a condensed selection of exercises from the appropriate grade and receive a certificate of participation, which is normally presented by the examiner at the end of the class.
As a syllabus devised specifically with children in mind, examinations are not compulsory. The entry level of a new student is decided by the dance teacher based upon the child’s age, natural ability for dance or previous examination passes with another dance school or examination board, such as the IDTA or ISTD.

Grades
The Grades are:
• Pre-Primary – 5 years and over
• Primary – 6 years and over
• Grade 1 – 7 years and over
• Grade 2 – 7 years and over
• Grade 3 – 7 years and over
• Grade 4 – 7 years and over
• Grade 5 – 11 years and over
• Grade 6 – 11 years and over
• Grade 7 – 11 years and over
• Grade 8 – 11 years and over
Vocational Graded Syllabus
The Vocational Graded Syllabus is designed primarily for older children or young adults who are considering a career in professional dance, as a performer, teacher or in another capacity. The vocational syllabus is technically demanding and comprises only Classical Ballet and Pointe Work. Students choosing to study this series of awards are required to be competent in the fundamentals of ballet technique and movement vocabulary.
Unlike the Graded Examination Syllabus, the vocational grades have to be studied in sequence and the student must successfully pass an examination at each level before progressing onto the next. All vocational examinations are organised by RAD headquarters and instead of being held at a dance teachers own venue, they are held in major cities worldwide. In this situation, the session organiser is responsible for timetabling the examinations, and it is normal for students to dance alongside the students of other dance schools in the examination room. As with the graded syllabus, successful candidates receive a certificate personalised with their name and the level passed. They also receive a report, however for this series of examinations, there is a different marking system and assessment criteria.
Students studying the vocational syllabus are expected to achieve a high level of technical and artistic ability in ballet and it can take a great deal of time and commitment to reach the standard required to pass these examinations. Normally, a student will begin studying the Vocational Graded Syllabus after completing Grade 5 in the Graded Examination Syllabus, however some students will continue to study the graded syllabus at the same time. The Intermediate Foundation and Advanced Foundation examinations are the only optional exams in this series of awards. They are devised for students who the teacher feels may need more preparation before studying at the higher level, however they are assessed in the same way, certificates awarded in the same way and credits awarded on the National Qualifications Framework.
The Vocational Grades are:
• Intermediate Foundation - 11 years and over (non compulsory)
• Intermediate - 12 years and over
• Advanced Foundation - 13 years and over (non compulsory)
• Advanced 1 - 14 years and over
• Advanced 2 - 15 years and over
• Solo Seal- Must hold their Advanced 2 with distinction

Source: http://en.wikipedia.org/wiki/Royal_Academy_of_Dance

Kamis, 26 Januari 2012

Pointe work



Menari en pointe atau dikenal juga sebagai pointe work, adalah berjinjit hingga ujung jari kaki sembari melakukan gerakan-gerakan balet. Teknik ini dilakukan dengan sepatu khusus yang berujung keras, yang bernama point shoes. Teknik ini memerlukan kekuatan dan keahlian yang besar dari seorang penari balet, dan juga merupakan tujuan utama bagi seorang penari balet wanita (balerina). Meskipun nampak sangat halus, sebenarnya teknik ini sangat menyakitkan dan dapat menyebabkan cedera kaki.
Pada tahun 1832 balerina Marie Taglioni menarikan sebuah karya romantik berjudul La Sylphide dengan teknik en pointe. Ia dikenal sebagai perintis teknik ini. Pada mulanya Marie Taglioni melakukan teknik ini dengan sepatu balet lembut biasa (soft shoes) yang diperkuat jahitan jarinya.
Selain balet romantik, jenis tarian lain juga menggunakan langkah-langkah pendek di atas jari kaki, misalnya tarian jazz, tarian jalanan (street dance) dan tap dance. Dalam tap dance teknik ini dikenal sebagai toe stand.
Sekitar tahun 1920-1930-an, Harriet Hoctor, seorang penari panggung komedi, mengenakan sepatu pointe yang diengkapi sol dan ujung besi, agar dapat mengetuk dan menekuk sembari berada dalam posisi en pointe. Penari lain bahkan memasukan gotri di ujung sepatu mereka agar dapat berputar lebih cepat, namun praktik ini dihentikan karena berisiko tinggi dengan patahnya sol sepatu besi tersebut.
Penari balet masa kini mengenakan sepatu pointe dari satin dengan sol yang bisa ditekuk, dan ujung jari yang terbuat dari kanvas, serat hessian, kertas, dan lem. Karena sepatu ini sangatlah kaku saat masih baru, para penari melenturkan sepatu itu dengan berbagai macam cara: mulai dari menghantamkan sepatu itu ke atas beton, meremasnya dengan kusen pintu, atau memijat-mijatnya dengan tangan.
Karena pointe work bisa menyakitkan, para penari mencoba berbagai cara untuk menghindari lecet dan patah kuku. Penari pemula biasanya menggunakan alas jari yang terbuat dari kain tebal atau dari wol. Penari profesional menggunakan alas jari seminimal mungkin atau tidak sama sekali, untuk memberikan mereka kebebasan bergerak.
Sebelum mulai belajar pointe work, beberapa penari menggunakan sepatu demi-pointe (setengah pointe). Sepatu ini, yang juga disebut sepatu pre-pointe atau soft block, memiliki karakteristik seperti halnya sepatu balet yang lembut (soft shoes), dengan sol yang lemas, namun penampilan luarnya serupa dengan pointe shoe. Bagian ujung jari dirancang persis sama seperti sepatu pointe. Karena sepatu demi-pointe tidak memiliki sol keras yang penting dalam mendukung penari en pointe, sepatu ini tidak cukup aman untuk digunakan menari en pointe. Fungsi sepatu demi-pointe ini lebih untuk membiasakan penari dengan rasa-nya memakai sepatu pointe saja, sebelum si penari mulai benar-benar menari en pointe.
Seorang penari yang ingin menari en pointe harus memiliki badan yang cukup kuat, kalau tidak kaki, lutut dan sendinya dapat cedera. Menari en pointe hanya boleh dilakukan kalau si penari sudah berumur sebelas tahun. Kalau lebih muda dari itu, tulang kaki belum benar-benar terbentuk, dan kaki bisa-bisa menjadi cacat.
Menari en pointe memerlukan dukungan seluruh badan, termasuk otot kaki dan otot perut. Latihan seperti releve sangat membantu dalam pemanasan.


http://id.wikipedia.org/wiki/Pointe_work

Selasa, 17 Januari 2012

Sejarah Balet



Ballet (baca : ba – le) atau menari dengan memakai pointe shoes berpita adalah sebuah seni tari istimewa yang ditarikan dengan cara khusus di atas panggung sehingga berbeda dengan tarian pada umumnya karena menggunakan langkah, gerakan, musik, kostum, tata rias, dan set panggung untuk bercerita dan membakar imajinasi penonton. Karya tari yang dikoreografi dan dinamakan balet ini meliputi : tarian itu sendiri, mime, akting, dan musik (baik musik orkestra ataupun nyanyian). Balet dapat ditampilkan sendiri atau sebagai bagian dari sebuah pertunjukan atau opera. Balet terkenal dengan teknik virtuosonya seperti pointe work, grand pas de deux, dan mengangkat kaki tinggi-tinggi. Untuk dapat menarikan jenis tari yang telah berumur lebih dari 400 tahun ini memerlukan latihan yang tidak ringan untuk mencapai kesempurnaan, namun hasilnya menyenangkan dan spektakuler untuk disaksikan. Semua ballet terdiri dari kombinasi tarian-tarian solo (menari sendiri), pase deux atau duet (menari berdua), dan tarian bersama (menari dengan jumlah penari yang banyak) yang para penarinya tergabung dalam corps de ballet.
Ballet ini berasal dari italia dan berkembang di prancis. Untuk dapat menari ballet, baik wanita maupun pria, membutuhkan kerja keras dan waktu yang lama untuk mencapai kesempurnaan teknik, kekuatan fisik, serta musikalitas. Yang paling penting adalah diperlukannya disiplin yang tinggi dan mental yang kuat dari setiap penari ballet. Ballet spektakuler dan berbeda dari jenis tari lain karena para ballerina-nya memakai pointe shoes atau toe shoes sambil berjinjit saat menari. Tentu saja kemampuan ini harus ditunjang dengan bentuk kaki yang lurus serta teknik yang tinggi. Penari ballet pria atau yang disebut Ballet danseur tidak memakai sepatu jenis ini, sejak mula hingga sekarang mereka memakai soft shoes yang lebih fleksibel. Meski begitu, kekuatan kaki sangat dibutuhkan ketika menari agar mereka dapat melakukan gerakan-gerakan yang hebat . Karena dalam menari ballet, seorang ballet danseur harus menunjukkan maskulinitasnya.
Istilah ballo pertama kali digunakan oleh Domenico da Piacenza (dalam De Arte Saltandi et Choreas Ducendi), sehingga karyanya dikenal sebagai balleti atau balli yang kemudian menjadi ballet. Istilah ballet itu sendiri dicetuskan oleh Balthasar de Beaujoyeulx dalam Ballet Comique de la Royne (1581) yang merupakan ballet comique (drama ballet).
Kiprah balet dimulai pada acara pertemuan para ningrat Italia di masa pencerahan. Kemudian balet dikembangkan dalam ballet de cour, yaitu dansa sosial yang dilakukan dengan musik, pidato, berpuisi, nyanyian, dekor, dan kostum oleh para ningrat Prancis.Lalu balet berkembang sebagai bentukan seni tersendiri di Prancis pada masa pemerintahan raja Louise XIV yang sangat mencintai seni tari dan bertekad memajukan kualitas seni tari pada masa itu. Sang raja mendirikan Académie Royale de Danse pada tahun 1661, dan pada tahun yang sama, balet komedi karya Jean-Baptist Lully ditampilkan. Bentuk balet awal berupa sebuah seni panggung di mana adegan-adegannya berupa tarian. Lully lalu mendalami balet opera dan mendirikan sekolah untuk mendidik penari balet profesional yang berhubungan dengan Académie Royale de Musique. Di sekolah tersebut, sistem pendidikannya berdasarkan tata krama ningrat.
Abad ke-18 balet menjadi bentukan seni drama yang serius dan setara dengan opera. Kemajuan ini disebabkan oleh karya penting dari Jean-Georges Noverre yang berjudul Lettres sur la danse et les ballets (1760), yang merintis berkembangnya ballet d’action di mana penari diharuskan mengekspresikan karakter dan menampilkan narasi cerita. Musik balet itu sendiri berkembang sangat pesat pada masa itu oleh komponis seperti Christopher Gluck.
Pada abad ke-19 banyak terjadi perubahan sosial termasuk dalam balet, yang bergeser jauh dari bentukan seni yang sangat ningrat (Balet romantik). Ballerina seperti Marie Taglioni dan Fanny Elssler merintis teknik baru berupa pointe work yang menyebabkan peran ballerina (penari balet wanita) menjadi sangat penting di atas panggung. Sementara itu, para librettist profesional mulai memasukkan cerita dalam balet, dan guru balet (seperti Carlo Blasis) memodifikasi teknik balet sehingga menjadi teknik dasar yang masih digunakan hingga sekarang. Balet mengalami penurunan pamor setelah 1850 terutama setelah Perang Dunia II. Kemudian sanggar balet banyak melakukan tur keliling dunia untuk menjaga agar balet tetap hidup dan dikenal oleh masyarakat umum dan dunia.

Begitulah singkat cerita sejarah Balet. Jika ingin mempelajari balet, ada beberapa kostum yang diperlukan untuk menunjang menari Balet:


1. Skirt
Selain sebagai pelengkap untuk mempercantik sang pecari, skirt ini juga berfungsi membantu pembentukan posisi lengan dan tangan saat menari balet.


2. Stocking
Stocking ini berfungsi untuk menopang bagian pinggang kebawah yang kurang kencang. Stocking ini juga memiliki peran untuk membuat sangpenari lebih relax saat menari dan membuat kaki terlihat lebih ramping dan tinggi.


3. Sepatu Balet
Sepatu balet memiliki 2 macam yaitu Soft Shoes dan Point Shoes. Soft shoes dipakai oleh para penari balet wanita dan pria yang masih awal. Ukuran sepatu balet harus benar-benar pas tidak boleh kebesaran atau kekecilan karena dapat mengganggu peforma menari. Bagi balerina pria, soft shoes digunakan sepanjang karier mereka sedangkan bagi balerina wanita diharuskan untuk mengikuti latihan khusus untuk menggunakan Point Shoes. Tentu saja harus memiliki kaki yang kuat untuk memakainya. Point Shoes biasanya dipakai oleh para belerina wanita yang profesional.


4. Leotard
Leotard merupakan kostum yang ketat yang dipakai oleh balerian agar lekukan dan gerakan tarian mereka dapat terlihat dengan jelas oleh penonton. Leotard harus benar-benar pas ukurannya dengan tubuh agar tidak mengganggu gerakan tari.







Sumber : http://entertainmentgeek-jimmy.blogspot.com/
http://cynthiacincels.wordpress.com/